Saturday, March 8, 2025

 

Tangerang Selatan, 7 Februari 2025 – Dalam upaya memperkuat nilai-nilai perdamaian dan rekonsiliasi, Initiatives of Change (IofC) Indonesia menggelar acara Fellowship Weekend with Mr. Letlapa Mphahlele. Acara yang berlangsung selama dua hari, 7-8 Februari 2025, di Aula MTSN 1 Kota Tangerang Selatan ini menghadirkan diskusi film dokumenter Beyond Forgiving bersama Mr. Letlapa Mphahlele, salah satu tokoh utama dalam film tersebut.

Film Beyond Forgiving menceritakan kisah nyata tentang perjalanan transformasi Letlapa Mphahlele, mantan pemimpin militer Azanian People’s Liberation Army (APLA) di Afrika Selatan. Letlapa, yang pernah memerintahkan serangan bersenjata yang menewaskan Gillian Fourie pada tahun 1993, kini menjadi sosok yang aktif dalam proses rekonsiliasi dan perdamaian.

Letlapa berada di Indonesia atas undangan IofC Indonesia dan dukungan dari komunitas global IofC, ia berada di Indonesia selama 2 pekan untuk mendukung tim Indonesia dalam menyuarakan pemulihan dan pengampunan untuk perdamaian di Bandung dan Jakarta dari tanggal 28 Januari - 13 Februari 2025.     

Di Bandung pemutaran film Beyond Forgiving bekerjsama dengan komunitas lintas iman seperti Sekolah Damai Indonesia, Sinode Gereja Kristen Pasundan (GKP) dan juga Komuji - Komunitas Musisi Mengaji Bandung mendiskusikan situasi kekinian Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan, salah satu Penanggap dari GKP, Ibu Pendeta Obertina menyampaikan bahwa Dalam film tersebut berkali-kali Letlapa menyebutkan bahwa storytelling adalah healing process. Itu sebabnya Letlapa dan Gin mau berkeliling dunia dan menceritakan kisah mereka agar banyak orang terinspirasi dan melakukan hal yang sama. Dalam pengalaman pribadi saya, story telling tentang pengalaman kekerasan yang kami alami merupakan cara saya memulihkan diri dari trauma yang cukup berat akibat tindak kekerasan yang kami alami. 

“Forgiving and forgiveness is not an event; both are ongoing processes. It’s all about consistency in forgiving every time. And from my point of view, the key is never to let your enemy set your moral standard. Just because they humiliate you, doesn’t mean you have to do the same thing,” ujar Letlapa dalam salah satu sesi diskusi.

Belajar dari Kisah Nyata
Film ini tidak hanya menampilkan kisah kelam tentang konflik politik di Afrika Selatan, tetapi juga menunjukkan bagaimana dialog dan pengampunan dapat menyembuhkan luka yang dalam. Letlapa, yang dulunya terlibat dalam kekerasan, kini menjadi simbol rekonsiliasi. Hubungannya dengan Ginn Fourie, ibu dari Gillian Fourie, menjadi bukti bahwa perdamaian dapat tercipta meski di tengah luka yang mendalam.

Acara ini dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk mahasiswa UIN Jakarta, santri dari Pesantren Jagat Arsy, serta anggota dan koordinator IofC Indonesia, Miftahul Huda. Mereka diajak untuk tidak hanya menonton film, tetapi juga terlibat dalam berbagai kegiatan interaktif seperti bermain kartu Friends for Life, berdialog tentang trauma masa lalu, dan berbagi pengalaman hidup.

Proses Pengampunan yang Konstan
Fikriyah, salah satu anggota IofC Indonesia dalam acara ini, menekankan pentingnya melepaskan dramatisasi memori yang seringkali membuat seseorang terjebak dalam penderitaan. “Masalahnya, kadang kita sering banget meromantisasi memori. Maksudnya adalah ketika misal kena masalah sama orang atau apa, kesalahan itu kita inget terus bahkan sampai mensimulasikan hal tersebut terjadi berulang-ulang. Itu yang bikin kita menderita. Peristiwanya udah selesai, udah ga ada, tapi memori tadi yang kita romantisasi terus berulang-ulang padahal itu kan dari sudut pandang kita sendiri,” ujarnya.

Pentingnya Acara Ini untuk Masyarakat Indonesia
Di tengah masyarakat Indonesia yang seringkali menyimpan luka emosional secara turun-temurun, acara ini menjadi ruang untuk belajar melepaskan dendam dan menemukan kedamaian. Konsep Beyond Forgiving mengajarkan bahwa memaafkan bukanlah hal yang instan, melainkan proses yang membutuhkan konsistensi dan keberanian.

“Kita tidak bisa hidup tenang dengan adanya bayang-bayang dendam kepada orang tertentu. Beyond Forgiving adalah sesuatu yang hilang terutama di masyarakat Indonesia dengan sifat turun-temurun ‘ga enakan’ yang seringkali menyebabkan terpendamnya luka emosional seseorang, berujung pada stres dan lainnya,” jelas Miftahul Huda, Koordinator IofC Indonesia.

Ajang Kolaborasi Lintas Generasi
Fellowship Weekend ini tidak hanya menjadi ajang belajar, tetapi juga ruang untuk membangun jaringan dan kolaborasi lintas generasi. Peserta diajak untuk merefleksikan pengalaman hidup mereka melalui sesi Life Experience Sharing dan permainan interaktif yang dirancang untuk mempererat hubungan antar peserta.

Penulis : Jundi Al Jihadi & Miftahul Huda

Editor: Ari Budi S