Friday, May 31, 2024

Indonesia terus mengalami fluktuasi dalam kasus intoleransi yang mengancam kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB). Sejumlah upaya telah dilakukan untuk menjaga kerukunan umat beragama dan memastikan KBB tetap terjaga. Banyak lembaga, mulai dari organisasi masyarakat sipil, komunitas, hingga lembaga pemerintahan telah menunjukkan perhatian serius terhadap isu ini. Salah satunya adalah pendirian FKUB oleh pemerintah yang memiliki peran penting dalam memelihara hubungan damai antar agama. Di samping itu, lembaga-lembaga di luar FKUB terus bergerak untuk menciptakan lingkungan keberagamaan yang toleran dan damai.

Search for Common Ground Indonesia bekerja sama dengan CSRC UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bergerak dan berupaya untuk menciptakan lingkungan keberagamaan yang toleran dan damai melalui Pelatihan Pemimpin Muda Untuk Kerukunan Umat Beragama yang bertema "The Use of Art & Culture for Interfaith Tolerance". Pelatihan ini diselenggarakan di 3 kota besar; Jakarta, Bandung, dan Cirebon.

Saya Rico Andrian, delegasi dari Trustbuilding Program Initiatives of Change Indonesia, mengikuti pelatihan yang diselenggarakan di Jakarta. Dari pelatihan yang berlangsung selama 3 hari dari 27/05 s/d 29/05, berikut refleksi saya dari keikutsertaan saya dan apa yang saya dapat dalam pelatihan tersebut.

Tujuan awal: Saya memutuskan untuk berpartisipasi dalam pelatihan ini karena saya merasa penting untuk memperdalam pemahaman saya tentang kerukunan umat beragama dan bagaimana kami, sebagai pemimpin muda, dapat berperan dalam menyikapi intoleransi dan memitigasi konflik yang terjadi di hadapan kami.

Pengalaman dan Pembelajaran: Pelatihan ini menghadirkan pengalaman belajar yang sangat menarik dan berbeda dari pelatihan biasa. Melalui pendekatan ARKA (metode pelatihan) dan Design for Change, saya merasa lebih terlibat dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Penggunaan tema traveling untuk mencari bahan ramuan mencegah Virus Intoleransi (VINTO) memberikan konteks yang nyata dan relevan untuk diskusi tentang kerukunan umat beragama. Selama pelatihan, saya tidak hanya belajar tentang konsep-konsep kerukunan, tetapi juga mengalami sendiri bagaimana kerukunan dapat diwujudkan melalui kolaborasi dan pemahaman yang mendalam antar beragam kelompok.

Kontribusi Saya: Saya merasa telah memberikan kontribusi yang berarti dalam kelompok saya. Saya aktif berpartisipasi dalam diskusi, berbagi pandangan dan pengetahuan yang sudah saya dapatkan dari mengikuti dan memfasilitasi Trustbuilding Program, dan mendukung rekan-rekan saya dalam menyelesaikan misi untuk mengumpulkan bahan ramuan. Melalui kolaborasi yang baik, kami berhasil mencapai tujuan kami dan mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya kerukunan beragama.

Tantangan dan Hambatan: Salah satu tantangan yang kami hadapi adalah mengelola waktu dengan efektif, terutama karena jadwal materi yang padat dan berbagai aktivitas yang harus diselesaikan. Namun, dengan menggunakan pendekatan ARKA (metode pelatihan) dan Design for Change, saya belajar untuk fokus pada langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan kami dan mengatasi hambatan tersebut dengan baik.

Perubahan dan Pertumbuhan: Melalui pengalaman ini, saya merasa telah tumbuh secara pribadi dan profesional. Saya mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai kerukunan dan bagaimana saya dapat berperan dalam mempromosikan toleransi dan kerjasama antar umat beragama. Saya juga merasa lebih percaya diri dalam kemampuan saya untuk beradaptasi terhadap konflik serta kemampuan untuk menyikapi dan memitigasi konflik dengan baik dan bijak.

Kesan Akhir: Pelatihan ini memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Saya merasa lebih terhubung dengan beragam kelompok yang ada dalam masyarakat dan termotivasi untuk terus berkontribusi dalam upaya membangun kerukunan umat beragama. Saya sangat berterima kasih kepada Trustbuilding Program, Initiatives of Change Indonesia yang telah mendelegasikan saya dalam pelatihan ini dan juga kepada CSRC UIN Jakarta dan Search for Common Ground yang telah menyelenggarakan pelatihan ini. Saya berharap dapat menerapkan semua pembelajaran yang saya dapatkan dalam kehidupan sehari-hari dan karier saya sebagai pemimpin muda.

Dengan demikian, pelatihan ini tidak hanya memberikan saya pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya kerukunan umat beragama, tetapi juga memberi saya keterampilan dan alat untuk berperan sebagai agen perubahan dalam masyarakat. Saya berharap dapat terus membangun pada pengalaman ini dan menjadi pembawa perdamaian dan pemersatu di tengah-tengah keberagaman masyarakat kita.

Penulis: Rico Andrian
Editor: Hayati